Pembacaan Firman Tuhan - Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I Otoritas Tuhan (I) Bagian Kelima

Pembacaan Firman Tuhan - Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I Otoritas Tuhan (I) Bagian Kelima

Firman di bawah ini sangat diperlukan untuk mengetahui otoritas Tuhan, dan maknanya diberikan dalam persekutuan di bawah ini. Mari kita lanjutkan membaca Kitab Suci.

4. Perintah Tuhan kepada Iblis

Ayub 2:6 Maka Yahweh berfirman kepada Iblis: "Lihat dia ada dalam tanganmu; tetapi sayangkan nyawanya."

Iblis Tidak Pernah Berani Melanggar Otoritas Sang Pencipta, dan Karena Ini, Segala Sesuatu Hidup dalam Tatanan

Ini adalah kutipan dari Kitab Ayub, dan kata "dia" dalam firman ini merujuk kepada Ayub. Meski singkat, kalimat ini menjelaskan banyak hal. Kalimat ini menggambarkan komunikasi tertentu antara Tuhan dan Iblis di dunia roh, dan memberi tahu kita bahwa objek dari firman Tuhan adalah Iblis. Kalimat itu juga mencatat apa yang secara khusus dikatakan oleh Tuhan. Firman Tuhan adalah titah dan perintah kepada Iblis. Detail spesifik dari tatanan ini berkaitan dengan menyelamatkan hidup Ayub dan ketika Tuhan menarik garis batas dalam perlakuan Iblis terhadap Ayub—Iblis harus membiarkan Ayub hidup. Hal pertama yang kita pelajari dari kalimat ini adalah bahwa ini adalah firman yang diucapkan oleh Tuhan kepada Iblis. Menurut naskah asli Kitab Ayub, firman itu memberi tahu kita latar belakang firman tersebut: Iblis berkeinginan untuk menuduh Ayub, sehingga harus mendapatkan persetujuan Tuhan sebelum dapat mencobainya. Ketika menyetujui permintaan Iblis untuk mencobai Ayub, Tuhan mengemukakan syarat berikut kepada Iblis: "Ayub ada dalam tanganmu; tetapi sayangkan nyawanya." Apa sifat dari firman ini? Ini jelas adalah sebuah titah, sebuah perintah. Setelah memahami sifat dari firman ini, engkau tentu juga harus memahami bahwa Pribadi yang mengeluarkan perintah ini adalah Tuhan, dan bahwa orang yang menerima perintah ini, dan menaatinya, adalah Iblis. Tak perlu dikatakan lagi, dalam perintah ini, hubungan antara Tuhan dan Iblis dapat dilihat oleh siapa saja yang membaca firman ini. Tentu saja, hubungan ini juga berlaku antara Tuhan dan Iblis di dunia roh, dan perbedaan antara identitas dan status Tuhan dan Iblis, yang disediakan dalam catatan komunikasi antara Tuhan dan Iblis dalam Kitab Suci, dan, sampai saat ini, adalah contoh spesifik dan catatan tekstual di mana manusia dapat belajar tentang perbedaan yang jelas antara identitas dan status Tuhan dan Iblis. Pada titik ini, Aku harus mengatakan bahwa catatan firman ini adalah dokumen penting dalam pengetahuan umat manusia tentang identitas dan status Tuhan, dan memberikan informasi yang penting bagi pengetahuan umat manusia tentang Tuhan. Melalui pembicaraan antara Sang Pencipta dan Iblis dalam dunia roh, manusia mampu memahami satu aspek lebih spesifik dalam otoritas Sang Pencipta. Firman ini adalah kesaksian lain dari otoritas unik Sang Pencipta.

Secara lahiriah, itu adalah percakapan antara Tuhan Yahweh dan Iblis. Hakikatnya adalah bahwa sikap yang dengan mana Tuhan Yahweh berbicara, dan posisi dari mana Dia berbicara, lebih tinggi dari Iblis. Yang berarti Tuhan Yahweh menitahkan Iblis dengan nada perintah, dan mengatakan kepada Iblis apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bahwa Ayub sudah berada di tangannya, dan bahwa ia bebas memperlakukan Ayub sesuka hatinya—tetapi tidak boleh mengambil nyawa Ayub. Makna tersiratnya adalah bahwa, meski Ayub telah berada di tangan Iblis, hidupnya tidak diserahkan kepada Iblis; tidak ada yang dapat mengambil nyawa Ayub dari tangan Tuhan kecuali atas seizin Tuhan. Sikap Tuhan jelas dituturkan dalam titah ini kepada Iblis, dan perintah ini juga mewujudkan dan mengungkapkan posisi dari mana Tuhan Yahweh berbicara dengan Iblis. Dalam hal ini, Tuhan Yahweh tidak hanya memegang status Tuhan yang menciptakan terang, dan udara, dan segala sesuatu dan makhluk hidup, Tuhan yang memegang kedaulatan atas segala sesuatu dan makhluk hidup, tetapi juga Tuhan yang menitahkan umat manusia, dan menitahkan alam maut, Tuhan yang mengendalikan hidup dan matinya semua makhluk hidup. Dalam dunia roh, siapa selain Tuhan bisa berani mengeluarkan perintah seperti itu kepada Iblis? Dan mengapa Tuhan secara pribadi mengeluarkan perintah-Nya kepada Iblis? Karena kehidupan manusia, termasuk Ayub, dikendalikan oleh Tuhan. Tuhan tidak mengizinkan Iblis untuk mencelakakan atau mengambil nyawa Ayub, yang berarti bahwa tepat sebelum Tuhan mengizinkan Iblis untuk mencobai Ayub, Tuhan masih ingat untuk mengeluarkan perintah khusus, dan sekali lagi memerintahkan Iblis untuk tidak mengambil nyawa Ayub. Iblis tidak pernah berani melanggar otoritas Tuhan, dan, lebih lagi, selalu dengan hati-hati mendengarkan dan taat akan perintah dan titah khusus Tuhan, tidak pernah berani menentangnya, dan, tentu saja, tidak berani dengan bebas mengubah perintah Tuhan. Itu adalah batasan yang Tuhan telah tetapkan untuk Iblis, dan karena itu Iblis tidak pernah berani melewati batas ini. Bukankah ini kekuatan otoritas Tuhan? Bukankah ini kesaksian tentang otoritas Tuhan? Tentang cara berperilaku terhadap Tuhan, dan bagaimana memandang Tuhan, Iblis memiliki pemahaman jauh lebih jelas daripada umat manusia, sehingga, di dunia roh, Iblis melihat status dan otoritas Tuhan dengan sangat jelas, dan memiliki apresiasi terhadap kekuatan otoritas Tuhan dan prinsip di balik pengerahan otoritas-Nya. Iblis sama sekali tidak berani mengabaikan mereka, juga tidak berani melanggar dengan cara apa pun, atau melakukan apa saja yang melanggar otoritas Tuhan, dan tidak berani menentang murka Tuhan dengan cara apa pun. Meski memiliki sifat yang jahat dan congkak, Iblis tidak pernah berani melintasi tapal batas dan batasan yang ditetapkan oleh Tuhan. Selama jutaan tahun, ia telah benar-benar mematuhi tapal batas ini, telah mematuhi setiap titah dan perintah yang diberikan kepadanya oleh Tuhan, dan tidak pernah berani melampaui batas. Meski jahat, Iblis jauh lebih bijaksana daripada umat manusia yang rusak; ia tahu identitas Sang Pencipta, dan mengetahui batasannya sendiri. Dari tindakan Iblis yang "tunduk", dapat dilihat bahwa otoritas dan kuasa Tuhan adalah aturan surgawi yang tidak dapat dilanggar oleh Iblis, dan bahwa justru karena keunikan dan otoritas Tuhanlah semua hal berubah dan menyebar dengan cara yang teratur, bahwa umat manusia dapat hidup dan berkembang biak dalam jalur yang ditetapkan oleh Tuhan, tanpa ada orang atau objek yang mampu mengacaukan tatanan ini, dan tidak ada orang atau objek pun mampu mengubah hukum ini—karena semuanya berasal dari tangan Sang Pencipta, dan dari tatanan dan otoritas Sang Pencipta.

Hanya Tuhan, yang Memiliki Identitas Sang Pencipta, yang Memiliki Otoritas Unik

Identitas khusus Iblis telah menyebabkan banyak orang menunjukkan minat besar terhadap perwujudannya dalam berbagai aspek. Bahkan banyak orang bodoh percaya bahwa, seperti Tuhan, Iblis juga memiliki otoritas, karena Iblis mampu menunjukkan mukjizat, dan mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin bagi umat manusia. Maka, selain menyembah Tuhan, umat manusia juga menyediakan tempat bagi Iblis dalam hatinya, dan bahkan memuja Iblis sebagai Tuhan. Semua orang ini sama-sama menyedihkan dan menjijikkan. Mereka menyedihkan karena ketidaktahuan mereka, dan menjijikkan karena bidah dan esensi inheren mereka yang jahat. Pada titik ini, Aku merasa bahwa perlu untuk memberi tahu engkau semua mengenai makna otoritas, apa yang dilambangkannya, dan apa yang direpresentasikannya. Secara garis besar, Tuhan Itu Sendiri adalah otoritas, otoritas-Nya melambangkan supremasi dan hakikat Tuhan, dan otoritas Tuhan Itu Sendiri mewakili status dan identitas Tuhan. Dalam hal ini, apakah Iblis berani mengatakan bahwa ia sendiri adalah Tuhan? Apakah Iblis berani mengatakan bahwa ia menciptakan segala sesuatu, dan memegang kedaulatan atas segala sesuatu? Jelas tidak! Karena ia tidak mampu menciptakan segala sesuatu; sampai saat ini, ia tidak pernah bisa membuat sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, dan tidak pernah menciptakan sesuatu yang hidup. Karena ia tidak memiliki otoritas Tuhan, ia tidak pernah mungkin memiliki status dan identitas Tuhan, dan ini ditentukan oleh hakikatnya. Apakah ia memiliki kuasa yang sama seperti Tuhan? Jelas tidak! Apa yang kita sebut tindakan Iblis, dan mukjizat yang ditunjukkan oleh Iblis? Apakah itu kuasa? Bisakah itu disebut otoritas? Tentu saja tidak! Iblis mengatur arah berbagai kejahatan, dan mengganggu, merusak, dan menyela setiap aspek pekerjaan Tuhan. Selama beberapa ribu tahun terakhir, selain merusak dan menyiksa umat manusia, dan memikat serta menipu manusia dengan kebejatan moral, dan penolakan Tuhan, sehingga manusia berjalan menuju lembah kekelaman, sudahkah Iblis melakukan apa pun yang pantas dikenang, dipuji, atau dihargai oleh manusia? Jika Iblis memiliki otoritas dan kuasa, akankah umat manusia dirusak olehnya? Jika Iblis memiliki otoritas dan kuasa, akankah umat manusia disakiti olehnya? Jika Iblis memiliki kuasa dan otoritas, akankah umat manusia meninggalkan Tuhan dan berbalik kepada kematian? Karena Iblis tidak memiliki otoritas atau kekuasaan, apa yang harus kita simpulkan tentang substansi dari semua yang dilakukannya? Ada orang yang mendefinisikan semua yang Iblis lakukan sebagai tipuan belaka, tetapi Aku percaya bahwa definisi seperti itu tidak begitu tepat. Apakah perbuatan jahatnya merusak umat manusia hanya tipuan belaka? Kekuatan jahat yang digunakan Iblis untuk menyiksa Ayub, dan keinginannya yang ganas untuk menyiksa dan menelannya, tidak mungkin bisa dicapai dengan tipuan belaka. Jika dipikir lagi, dalam sekejap, kawanan domba dan ternak Ayub yang tersebar jauh dan luas melintasi bukit dan gunung, hilang; dalam sekejap, keberuntungan besar Ayub lenyap. Mungkinkah itu telah dicapai dengan tipuan belaka? Sifat dasar semua hal yang Iblis lakukan sesuai dan cocok dengan hal-hal negatif seperti merusak, mengganggu, memusnahkan, mencelakakan, kejahatan, kebencian, dan kegelapan, sehingga terjadinya semua yang tidak benar dan jahat terkait erat dengan tindakan Iblis, dan tidak dapat dipisahkan dari hakikat jahat Iblis. Terlepas dari seberapa "berkuasanya" Iblis, terlepas dari seberapa berani dan ambisius dirinya, terlepas dari seberapa besar kemampuannya untuk menimbulkan kerusakan, terlepas dari seberapa luas teknik yang merusak dan memikat manusia, terlepas dari seberapa pintar trik dan rencana jahat yang digunakannya untuk mengintimidasi manusia, terlepas dari kemampuannya untuk berubah bentuk di tempat ia berada, ia tidak pernah mampu menciptakan satu makhluk hidup pun, tidak pernah mampu menetapkan hukum atau aturan untuk keberadaan segala sesuatu, dan tidak pernah mampu mengatur dan mengendalikan objek apa pun, baik yang hidup atau mati. Dalam semesta dan cakrawala, tidak ada satu orang atau objek pun yang lahir darinya, atau ada karenanya; tidak ada satu orang atau objek pun yang diatur olehnya, atau dikendalikan olehnya. Sebaliknya, ia tidak hanya harus hidup di bawah kekuasaan Tuhan, tetapi, lebih dari itu, harus taat kepada semua perintah dan titah Tuhan. Tanpa izin Tuhan, sulit bagi Iblis untuk menyentuh setetes air atau butiran pasir di atas tanah; tanpa izin Tuhan, Iblis bahkan tidak bebas untuk memindahkan semut-semut di atas tanah—apalagi umat manusia, yang diciptakan oleh Tuhan. Di mata Tuhan, Iblis lebih rendah daripada bunga bakung di gunung, burung-burung yang terbang di udara, ikan di laut, dan belatung di tanah. Perannya antara lain adalah melayani segala sesuatu, dan bekerja untuk umat manusia, serta melayani pekerjaan Tuhan dan rencana pengelolaan-Nya. Terlepas dari seberapa buruk sifatnya, dan seberapa jahat substansinya, satu-satunya hal yang dapat dilakukan olehnya adalah mematuhi fungsinya secara saksama, yaitu melayani Tuhan, dan memberikan tandingan kepada Tuhan. Itulah esensi dan posisi Iblis. Hakikatnya tidak terhubung dengan kehidupan, tidak terhubung dengan kuasa, tidak terhubung dengan otoritas; itu hanyalah mainan di tangan Tuhan, hanya sebuah mesin yang melayani Tuhan!

Setelah memahami wajah Iblis yang sebenarnya, banyak orang masih tidak memahami apa itu otoritas, jadi biarkan Aku memberi tahu engkau! Otoritas itu sendiri dapat dijelaskan sebagai kuasa Tuhan. Pertama, dapat dikatakan dengan pasti bahwa otoritas dan kuasa bersifat positif. Mereka tidak memiliki hubungan dengan apa pun yang negatif, dan tidak terkait dengan makhluk ciptaan atau bukan ciptaan. Kuasa Tuhan mampu menciptakan benda dalam bentuk apa pun yang memiliki kehidupan dan vitalitas, dan ini ditentukan oleh kehidupan Tuhan. Tuhan adalah kehidupan, jadi Dia adalah sumber dari semua makhluk hidup. Lebih jauh lagi, otoritas Tuhan dapat membuat semua makhluk hidup taat kepada setiap firman Tuhan, yaitu, menjadi sesuai dengan firman dari mulut Tuhan, dan hidup dan berkembang biak menurut titah Tuhan, dan setelah itu Tuhan memerintah dan menitahkan semua makhluk hidup, dan tidak akan pernah ada penyimpangan, selama-lamanya. Tidak seorang atau satu benda pun memiliki semua hal ini; hanya Sang Pencipta memiliki dan membawa kuasa semacam itu, sehingga disebut otoritas. Inilah keunikan Sang Pencipta. Dengan demikian, terlepas dari apakah kata "otoritas" itu sendiri atau substansi dari otoritas ini, masing-masingnya hanya dapat dikaitkan dengan Sang Pencipta, karena itu adalah simbol dari identitas dan hakikat unik dari Sang Pencipta, dan mewakili identitas dan status Sang Pencipta; selain dari Sang Pencipta, tidak seorang atau satu objek pun dapat dikaitkan dengan kata "otoritas." Ini adalah interpretasi atas otoritas unik Sang Pencipta.

Meski Iblis memandang Ayub dengan mata iri, tanpa izin Tuhan, ia tidak berani menyentuh sehelai rambut pun di tubuh Ayub. Meski pada dasarnya jahat dan kejam, setelah Tuhan mengeluarkan perintah-Nya kepadanya, Iblis tidak memiliki pilihan selain mematuhi titah Tuhan. Jadi, meski Iblis sama buasnya seperti serigala di antara kawanan domba ketika datang ke Ayub, ia tidak berani melupakan batas yang ditetapkan untuknya oleh Tuhan, tidak berani melanggar perintah Tuhan, dan dalam semua yang dilakukan olehnya, Iblis tidak berani menyimpang dari prinsip dan batasan firman Tuhan—bukankah ini fakta? Dari sini, dapat dilihat bahwa Iblis tidak berani menentang satu pun firman Tuhan Yahweh. Bagi Iblis, setiap firman dari mulut Tuhan adalah sebuah perintah, dan hukum surgawi, dan ungkapan otoritas Tuhan—karena di balik setiap firman Tuhan tersirat hukuman Tuhan bagi mereka yang melanggar perintah Tuhan, dan mereka yang tidak taat serta menentang hukum surgawi. Iblis jelas tahu bahwa jika ia melanggar perintah Tuhan, ia harus menerima konsekuensi dari pelanggaran terhadap otoritas Tuhan, dan menentang hukum surgawi. Dan apa sebenarnya konsekuensinya? Tak perlu dikatakan, semua itu, tentu saja, hukumannya oleh Tuhan. Tindakan Iblis terhadap Ayub hanyalah mikrokosmos dari perusakan manusia olehnya, dan ketika Iblis melakukan semua tindakan ini, batas-batas yang ditetapkan oleh Tuhan dan perintah yang Dia berikan kepada Iblis hanyalah mikrokosmos dari prinsip-prinsip di balik semua yang dilakukannya. Selain itu, peran dan posisi Iblis dalam hal ini hanyalah mikrokosmos dari peran dan posisinya dalam pekerjaan pengelolaan Tuhan, dan ketaatan Iblis sepenuhnya kepada Tuhan dalam mencobai Ayub hanyalah sebuah mikrokosmos dari bagaimana Iblis tidak berani menentang Tuhan sedikit pun dalam pekerjaan pengelolaan Tuhan. Peringatan apa yang semua mikrokosmos ini berikan kepada engkau semua? Di antara segala sesuatu, termasuk Iblis, tidak seorang atau satu benda pun yang dapat melanggar hukum dan aturan surgawi yang ditetapkan oleh Sang Pencipta, dan tidak seorang orang atau benda pun yang berani melanggar hukum dan aturan surgawi ini, karena tidak ada seorang atau satu objek pun yang dapat mengubah atau lolos dari hukuman yang Sang Pencipta berikan kepada mereka yang tidak taat terhadap-Nya. Hanya Sang Pencipta yang dapat menetapkan hukum dan aturan surgawi, hanya Sang Pencipta yang memiliki kuasa untuk mengerahkannya, dan hanya kuasa Sang Pencipta yang tidak dapat dilanggar oleh orang atau benda apa pun. Ini adalah otoritas unik Sang Pencipta, otoritas ini adalah yang tertinggi di antara segala sesuatu, sehingga tidak mungkin dikatakan bahwa "Tuhan adalah yang terbesar dan Iblis adalah nomor dua." Kecuali Sang Pencipta yang memiliki otoritas unik, tidak ada Tuhan yang lain!

Apakah engkau semua sekarang memiliki pengetahuan baru tentang otoritas Tuhan? Pertama, apakah ada perbedaan antara otoritas Tuhan yang baru disebutkan, dan kuasa manusia? Dan apa perbedaannya? Beberapa orang mengatakan bahwa keduanya tidak dapat dibandingkan. Itu benar! Meski orang mengatakan bahwa keduanya tidak dapat dibandingkan, dalam pikiran dan gagasan manusia, kuasa manusia sering disalahartikan sebagai otoritas, dengan keduanya sering dibandingkan secara berdampingan. Apa maksudnya? Bukankah orang membuat kesalahan dengan secara tidak sengaja mengganti satu dengan yang lain? Keduanya tidak saling terhubung, dan tidak ada perbandingan di antara mereka, tetapi orang masih tidak dapat menahan diri. Bagaimana ini seharusnya diselesaikan? Jika engkau benar-benar ingin menemukan resolusi, satu-satunya cara adalah memahami dan mengetahui otoritas unik Tuhan. Setelah memahami dan mengetahui otoritas Sang Pencipta, engkau tidak akan menyebut-nyebut otoritas manusia dan otoritas Tuhan dalam kalimat yang sama.

Apa yang dimaksud dengan kuasa manusia? Pada dasarnya, itu adalah kemampuan atau keterampilan yang memungkinkan watak, hasrat, dan ambisi manusia yang rusak untuk diperluas atau dicapai sebisa mungkin. Apakah ini dianggap sebagai otoritas? Terlepas dari betapa besar atau menggiurkannya ambisi dan hasrat manusia, orang itu tidak dapat dikatakan memiliki otoritas; paling-paling, kesibukan dan kesuksesan ini hanyalah demonstrasi kekonyolan Iblis di tengah-tengah manusia, paling-paling itu adalah lelucon saat Iblis bertindak sebagai leluhurnya sendiri guna memenuhi ambisinya menjadi Tuhan.

Bagaimana sebenarnya engkau memandang otoritas Tuhan sekarang? Sekarang setelah firman ini disampaikan, engkau seharusnya memiliki pengetahuan baru akan otoritas Tuhan. Jadi, Aku bertanya kepada engkau semua: melambangkan apa otoritas Tuhan itu? Apakah melambangkan identitas Tuhan Itu Sendiri? Apakah itu melambangkan kuasa Tuhan Itu Sendiri? Apakah melambangkan status unik Tuhan Itu Sendiri? Di antara segala sesuatu, dalam hal apa engkau telah melihat otoritas Tuhan? Bagaimana engkau melihatnya? Dalam hal empat musim yang dialami oleh manusia, adakah yang dapat mengubah hukum pergantian antara musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin? Di musim semi, pepohonan bertunas dan bermekaran; di musim panas pepohonan dipenuhi dengan dedaunan; di musim gugur pepohonan berbuah, dan di musim dingin dedaunan berjatuhan. Adakah yang mampu mengubah hukum ini? Apakah ini mencerminkan salah satu aspek dari otoritas Tuhan? Tuhan berkata, "Jadilah terang," dan terang itu ada. Apakah terang ini masih ada? Karena apakah terang ada? Terang tentu ada karena firman Tuhan, dan karena otoritas Tuhan. Apakah udara yang diciptakan oleh Tuhan masih ada? Apakah udara yang manusia hirup berasal dari Tuhan? Adakah yang dapat merebut hal-hal yang berasal dari Tuhan? Adakah yang dapat mengubah hakikat dan fungsinya? Adakah yang mampu mengacaukan malam dan siang yang dialokasikan oleh Tuhan, dan hukum malam dan siang yang disusun oleh Tuhan? Dapatkah Iblis melakukan hal seperti itu? Bahkan jika engkau tidak tidur di malam hari, dan menganggap malam sebagai siang, itu tetaplah malam; engkau dapat mengubah rutinitas harianmu, tetapi engkau tidak mampu mengubah hukum pergantian antara malam dan siang—dan fakta ini tidak dapat diubah oleh orang mana pun, bukan? Adakah yang mampu membuat singa membajak tanah seperti seekor lembu? Adakah yang mampu mengubah gajah menjadi seekor keledai? Adakah yang mampu membuat ayam melayang di udara seperti seekor elang? Adakah yang mampu membuat serigala memakan rumput seperti seekor domba? (Tidak.) Adakah yang mampu membuat ikan di air hidup di darat? Itu tidak dapat dilakukan oleh manusia. Dan mengapa tidak? Karena Tuhan memerintahkan ikan untuk hidup di air, maka mereka hidup di air. Di darat mereka tidak akan bisa bertahan hidup, dan akan mati; mereka tidak dapat melampaui batas-batas perintah Tuhan. Segala sesuatu memiliki hukum dan batas keberadaannya, dan mereka masing-masing memiliki naluri mereka sendiri. Ini ditakdirkan oleh Sang Pencipta, dan tidak dapat diubah dan tidak dapat dilampaui oleh siapa pun. Sebagai contoh, singa akan selalu hidup di alam liar, jauh dari komunitas manusia, dan tidak pernah bisa menjadi jinak dan setia seperti lembu yang hidup bersama, dan bekerja untuk manusia. Meski gajah dan keledai adalah binatang, dan keduanya memiliki empat kaki, dan makhluk yang sama-sama menghirup udara, mereka adalah spesies yang berbeda, karena mereka dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda oleh Tuhan, mereka masing-masing memiliki naluri sendiri, sehingga mereka tidak akan pernah tertukar-tukar. Meski ayam memiliki dua kaki, dan sayap seperti elang, ia tidak akan pernah bisa terbang di udara; paling-paling hanya bisa terbang ke pohon—dan ini ditentukan oleh nalurinya. Sudah jelas, ini semua karena perintah otoritas Tuhan.

Dalam perkembangan umat manusia saat ini, ilmu pengetahuan umat manusia dapat dikatakan sedang berkembang, dan pencapaian eksplorasi ilmiah manusia dapat digambarkan sebagai sesuatu yang mengesankan. Kemampuan manusia, harus dikatakan, tumbuh semakin besar, tetapi ada satu terobosan ilmiah yang tidak dapat dibuat oleh umat manusia: umat manusia telah membuat pesawat terbang, kapal induk, dan bom atom, umat manusia telah pergi ke ruang angkasa, berjalan di bulan, menemukan Internet, dan menjalani gaya hidup berteknologi tinggi, tetapi umat manusia tidak mampu menciptakan makhluk hidup yang bernapas. Naluri setiap makhluk hidup dan hukum yang mendasari keberadaannya, dan siklus hidup dan mati setiap jenis makhluk hidup—semua ini tidak mungkin dan tidak dapat dikendalikan oleh ilmu pengetahuan umat manusia. Pada titik ini, harus dikatakan bahwa tidak peduli seberapa hebat pun prestasi ilmu pengetahuan manusia, itu tidak sebanding dengan pikiran Sang Pencipta, dan tidak mampu memahami keajaiban penciptaan Sang Pencipta, dan kekuatan otoritas-Nya. Ada begitu banyak samudera di bumi, namun tidak pernah melampaui batasnya dan datang ke darat sesuka hati, dan itu karena Tuhan menetapkan batas untuk mereka masing-masing; mereka tinggal di mana pun Dia perintahkan, dan tanpa izin Tuhan mereka tidak dapat bergerak bebas. Tanpa izin Tuhan, mereka tidak boleh saling melanggar satu sama lain, dan hanya dapat bergerak ketika Tuhan mengatakan demikian, dan ke mana mereka pergi dan tinggal ditentukan oleh otoritas Tuhan.

Sederhananya, "otoritas Tuhan" berarti bahwa itu terserah kepada Tuhan. Tuhan berhak untuk memutuskan cara melakukan sesuatu, dan itu dilakukan dengan cara apa pun yang Dia inginkan. Hukum dari segala sesuatu terserah pada Tuhan, dan tidak tergantung pada manusia; tidak juga bisa diubah oleh manusia. Itu tidak bisa digerakkan oleh kehendak manusia, melainkan oleh pikiran Tuhan, dan hikmat Tuhan, dan perintah Tuhan, dan ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun. Langit dan bumi dan segala sesuatu, alam semesta, langit berbintang, empat musim dalam setahun, apa yang terlihat dan tidak terlihat oleh manusia—semuanya ada, berfungsi, dan berubah, tanpa kesalahan sekecil apa pun, di bawah otoritas Tuhan, sesuai dengan titah Tuhan, sesuai dengan perintah Tuhan, dan sesuai dengan hukum awal penciptaan. Tidak ada orang atau objek apa pun yang dapat mengubah hukum mereka, atau mengubah tata cara mereka berfungsi; mereka muncul karena otoritas Tuhan, dan binasa karena otoritas Tuhan. Ini adalah otoritas Tuhan yang sesungguhnya. Sekarang setelah banyak yang dikatakan, bisakah engkau merasa bahwa otoritas Tuhan adalah simbol dari identitas dan status Tuhan? Bisakah otoritas Tuhan dimiliki oleh makhluk ciptaan atau bukan ciptaan? Bisakah itu dicontoh, ditiru, atau digantikan oleh orang, benda, atau objek apa pun?

Identitas Pencipta adalah Unik, dan Engkau Seharusnya Tidak Mematuhi Gagasan Politeisme

Meski keterampilan dan kemampuan Iblis lebih besar daripada manusia, meski ia dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dicapai oleh manusia, terlepas dari apakah engkau iri atau menginginkan apa yang Iblis lakukan, terlepas dari apakah engkau membenci atau jijik terhadapnya, terlepas dari apakah engkau mampu melihatnya, dan terlepas dari seberapa banyak yang dapat Iblis capai, atau berapa banyak orang yang dapat ia tipu untuk menyembah dan memujanya, dan terlepas dari cara engkau mendefinisikannya, engkau tidak mungkin mengatakan bahwa ia memiliki otoritas dan kuasa Tuhan. Engkau seharusnya mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuhan, hanya ada satu Tuhan, dan lebih lagi, engkau seharusnya mengetahui bahwa hanya Tuhan yang memiliki otoritas dan kuasa untuk mengendalikan serta mengatur segala sesuatu. Hanya karena Iblis memiliki kemampuan untuk menipu orang, dan dapat berpura-pura menjadi Tuhan, dapat meniru tanda-tanda dan mukjizat yang dibuat oleh Tuhan, dan telah melakukan hal yang sama seperti Tuhan, engkau secara keliru percaya bahwa Tuhan itu tidak unik, bahwa ada banyak Tuhan, bahwa mereka hanya memiliki keterampilan yang lebih besar atau lebih rendah, dan bahwa ada perbedaan dalam hal luasnya kuasa yang mereka gunakan. Engkau menilai kebesaran mereka berdasarkan urutan kedatangan mereka, dan menurut usia mereka, dan engkau salah percaya bahwa ada dewa-dewi lain selain Tuhan, dan berpikir bahwa kuasa serta otoritas Tuhan tidak unik. Jika engkau memiliki gagasan seperti itu, jika engkau tidak mengenali keunikan Tuhan, jangan percaya bahwa hanya Tuhan yang memiliki otoritas, dan jika engkau hanya mematuhi politeisme, maka Aku mengatakan bahwa engkau adalah sampah dari antara makhluk ciptaan, engkau adalah perwujudan nyata Iblis, dan engkau adalah orang yang sungguh jahat! Apakah engkau semua memahami apa yang Aku coba ajarkan kepadamu dengan mengucapkan perkataan ini? Tidak peduli waktu, tempat, atau latar belakangmu, engkau tidak boleh menyamakan Tuhan dengan orang, benda, atau hal lain. Terlepas dari seberapa tidak dapat diketahui dan tidak dapat didekatinya engkau merasa otoritas Tuhan dan hakikat Tuhan Itu Sendiri, terlepas dari seberapa banyak perbuatan dan perkataan Iblis yang selaras dengan gagasan dan imajinasimu, terlepas dari seberapa memuaskan semua itu bagimu, jangan bodoh, jangan mencampuradukkan semua konsep ini, jangan mengingkari keberadaan Tuhan, jangan menyangkal identitas dan status Tuhan, jangan mendorong Tuhan ke pintu keluar dan membawa masuk Iblis untuk menggantikan Tuhan dalam hatimu dan menjadi Tuhanmu. Aku tidak ragu bahwa engkau semua mampu membayangkan konsekuensi dari tindakan tersebut!

Meski Umat Manusia telah Dirusak, Mereka Masih Hidup di Bawah Kedaulatan Otoritas Sang Pencipta

Iblis telah merusak manusia selama ribuan tahun. Ia telah melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya, telah menipu generasi demi generasi, dan telah melakukan kejahatan keji di dunia. Ia telah memanfaatkan manusia, menipu manusia, menggoda manusia untuk menentang Tuhan, dan telah melakukan tindakan jahat yang telah berulang kali mengacaukan dan merusak rencana pengelolaan Tuhan. Namun, di bawah otoritas Tuhan, segala sesuatunya dan makhluk hidup terus mematuhi aturan dan hukum yang ditetapkan oleh Tuhan. Dibandingkan dengan otoritas Tuhan, sifat jahat dan kemarahan Iblis begitu buruk, begitu menjijikkan dan tercela, dan begitu kecil dan rentan. Meski Iblis berjalan di antara segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, ia tidak mampu membuat perubahan sekecil apa pun terhadap orang, hal, dan benda yang ditata oleh Tuhan. Beberapa ribu tahun telah berlalu, dan umat manusia masih menikmati terang dan udara yang dianugerahkan oleh Tuhan, masih mengembuskan napas yang diembuskan oleh Tuhan Sendiri, masih menikmati bunga, burung, ikan dan serangga yang diciptakan oleh Tuhan, dan menikmati semua hal yang disediakan oleh Tuhan; siang dan malam masih terus saling berganti; empat musim bergantian seperti biasa; angsa yang terbang di langit berangkat di musim dingin ini, dan masih kembali di musim semi berikutnya; ikan di air tidak pernah meninggalkan sungai dan danau—yang merupakan rumah mereka; tonggeret di tanah bernyanyi dengan sepenuh hati mereka selama musim panas; jangkrik di rumput dengan lembut bersenandung selaras dengan angin selama musim gugur; angsa-angsa berkumpul dalam kawanan, sementara elang tetap menyendiri; kawanan singa menopang diri mereka dengan berburu; rusa tidak menyimpang dari rumput dan bunga .... Setiap jenis makhluk hidup di antara segala sesuatu berangkat dan kembali, dan kemudian berangkat lagi, sejuta perubahan terjadi dalam sekejap mata—tetapi apa yang tidak berubah adalah naluri mereka dan hukum kelangsungan hidup. Mereka hidup dengan perbekalan dan makanan dari Tuhan, dan tidak seorang pun dapat mengubah naluri mereka, dan tidak seorang pun dapat merusak aturan kelangsungan hidup mereka. Meski umat manusia, yang hidup di antara segala sesuatu, telah dirusak dan ditipu oleh Iblis, manusia tetap tidak dapat hidup tanpa air yang dibuat oleh Tuhan, dan udara yang dibuat oleh Tuhan, dan segala sesuatu yang dibuat oleh Tuhan, dan manusia masih hidup dan berkembang biak di ruang yang diciptakan oleh Tuhan ini. Naluri umat manusia tidak berubah. Manusia masih mengandalkan matanya untuk melihat, telinganya untuk mendengar, otaknya untuk berpikir, hatinya untuk memahami, kaki dan tungkainya untuk berjalan, tangannya untuk bekerja, dan seterusnya; semua naluri yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia agar dia dapat menerima perbekalan dari Tuhan tetap tidak berubah, kemampuan yang digunakan oleh manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan tidak berubah, kemampuan manusia untuk melakukan tugas makhluk ciptaan tidak berubah, kebutuhan rohani umat manusia tidak berubah, hasrat manusia untuk menemukan asal-usulnya tidak berubah, kerinduan manusia untuk diselamatkan oleh Sang Pencipta tidak berubah. Seperti itulah keadaan umat manusia saat ini, yang hidup di bawah otoritas Tuhan, dan yang telah mengalami pemusnahan berdarah yang dilakukan oleh Iblis. Meski manusia telah menjadi sasaran penindasan Iblis, dan bukan lagi Adam dan Hawa dari awal penciptaan, alih-alih penuh dengan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan, seperti pengetahuan, imajinasi, gagasan, dan sebagainya, dan penuh dengan watak rusak iblis, di mata Tuhan, umat manusia masih umat manusia yang sama yang Dia ciptakan. Umat manusia masih dikuasai dan diatur oleh Tuhan, dan masih hidup di jalur yang ditetapkan oleh Tuhan, dan demikian di mata Tuhan, umat manusia, yang telah dirusak oleh Iblis, hanya ditutupi dengan kotoran, dengan perut keroncongan, dengan reaksi yang agak lambat, ingatan yang tidak sebagus dahulu, dan usia yang sedikit lebih tua—tetapi semua fungsi dan naluri manusia sama sekali tidak rusak. Ini adalah manusia yang ingin Tuhan selamatkan. Umat manusia ini harus mendengar panggilan Sang Pencipta, dan mendengar suara Sang Pencipta, dan dia akan berdiri dan bergegas mencari sumber suara ini. Umat manusia ini harus melihat sosok Sang Pencipta dan dia akan mengabaikan semua hal lain, dan meninggalkan segalanya, guna mengabdikan dirinya kepada Tuhan, dan bahkan akan mengorbankan hidupnya untuk-Nya. Ketika hati umat manusia memahami firman Sang Pencipta yang sepenuh hati, umat manusia akan menolak Iblis dan datang ke sisi Sang Pencipta; ketika umat manusia telah sepenuhnya mencuci kotoran dari tubuhnya, dan sekali lagi menerima perbekalan dan makanan dari Sang Pencipta, maka ingatan umat manusia akan dipulihkan, dan pada saat ini umat manusia akan benar-benar kembali berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta.


👉Rekomendasi:

Bagikan Lirik lagu penyembahan yang menyentuh hati, klik untuk menjelajah lebih banyak


Sungguh baik Tuhan Yang Maha Kuasa telah datang

Tuhan Yang Mahakuasa, Kristus di akhir zaman telah datang dan mengungkapkan kata-kata untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan menyelamatkan kita dari belenggu dosa, dan karenanya kita memiliki harap

0コメント

  • 1000 / 1000